Wednesday, January 25, 2017

Kritik Terhadap Metode Pembelajaran Nasional: Hafal atau Mengerti?



我听见我忘记,我看见我记住,我做我了解
(Wo ting jian wo wangji, Wo kan jian wo ji zhu, Wo zuo wo liao jie)
Aku mendengar Aku lupa, Aku melihat Aku ingat, Aku melakukan Aku mengerti
---Konghucu---

            2500 tahun yang lalu, jauh sebelum John Dewey mengemukakan ide tentang experiential learning (pembelajaran melalui pengalaman), Konghucu sudah memberikan intisari dari pembelajaran melalui pengalaman dengan membandingkan tiga model pembelajaran yang umum dan paling sederhana.  Konghucu menunjuk kepada poin yang sangat utama didalam pendidikan, yaitu pentingnya learning by doing.  Jika dilihat dari reaksi Dewey di dalam gerakan progressive education dia, terlihat bahwa terjadi kemunduran dalam dunia pendidikan yang selama berabad-abad lamanya.  Protes Dewey terhadap pendidikan tradisional adalah karena pendidikan tradisional sudah sekian lama menerapkan pendidikan yang hanya berhenti pada level kognitif dimana metode pembelajarannya hanya satu, yaitu monolog dari guru kepada murid.  Protes Dewey ini berresonansi dengan Paulo Freire yang mengkritik metode banking information yang adalah metode monolog dari guru ke murid.  Di dalam pendidikan tradisional, guru sebagai pemegang otoritas pengetahuan mengajar murid dengan cara memberitahukan murid apa yang dianggap sebagai hal yang benar.  Dengan demikian murid hanya mendengar instruksi guru dan menerimanya demikian saja.  Konsekuensinya metode belajar yang paling efektif adalah menghafalkan instruksi guru.  Pengertian akan instruksi tidak diperlukan, sebab selama murid mampu menjawab sesuai dengan instruksi gurunya, maka proses belajar mengajar sudah dianggap sukses.  Otomatis metode penilaian pun mengikuti asumsi tersebut dan dibuatkan sistem pengetesan yang hanya mengetes pengetahuan yang sudah disampaikan oleh guru.

            Misal guru mengajarkan bahwa Gunung Semeru ada di Jawa Timur, Gunung Agung ada di Bali, Gunung Jaya Wijaya ada di Papua, dan seterusnya, maka untuk mengetes apakah belajar mengajar sukses, dibuatlah tes yang bertanya: Gunung Agung ada dimana?  Di Jawa Timur ada gunung apa?  Demikian dan seterusnya.  Pengetahuan murid akan sangat bergantung kepada instruksi dari guru.  Hanya instruksi dari guru sajalah yang menjadi kebenaran.  Sehingga pengetahuan menjadi terbatas kepada monolog dari guru.  Batasan tersebut menjadi lebih sempit lagi ketika proses pengajarannya hanya memberikan instruksi yang diterima melalui proses menghafal.  Segala jawaban yang berbeda dengan instruksi yang diberikan oleh guru dianggap sebagai jawaban yang keliru dan mendapatkan penalti di dalam ujian.  Ketika murid mampu menghafal dengan akurat, maka murid dianggap pandai.  Sehingga mereka-mereka yang kurang akurat dalam hafalan mereka dianggap kurang pandai.  Murid-murid yang memberikan jawaban yang tidak sama persis dengan instruksi guru dianggap keliru.  Sehingga murid yang tidak menggunakan metode menghafal mengalami kegagalan dalam menghadapi ujian.  Akhirnya mereka yang gagal ini dianggap bodoh.  Dititik inilah para pendidik yang sungguh-sungguh memahami seluk beluk pendidikan melakukan protes.  Dewey memprotes melalui konsep experiential learning.  Friere memprotes melalui kalimat yang tajam yaitu Pedagogy of the Oppressed (pendidikan mereka yang tertindas).  Howard Gardner juga memprotes melalui teori Multiple Intelligences dia.

            Konghucu sudah mengingatkan 25 abad sebelumnya bahwa jika kita hanya mendengar maka kita akan lupa, dan jika kita hanya melihat maka kita hanya ingat, tetapi jika kita melakukan barulah kita bisa mengerti.  Pikiran Konghucu ini menerobos alam pendidikan sampai kepada intisari pembelajaran yang sejati.  Bagi Konghucu tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan instruksi.  Murid akan mengalami kondisi lupa, dan ini tidak bisa dihindari.  Perkataan Konghucu ini seharusnya menjadi kritik bagi model pembelajaran yang hanya kondusif untuk guru bermonolog dan murid bekerja keras untuk menghafal.  Step berikutnya seharusnya adalah dengan melihat contoh.  Ketika ada contoh yang dapat dilihat oleh murid, maka murid jadi ingat.  Tetapi mengingat saja tidaklah cukup sebetulnya.  Murid boleh mengingat bahwa, misal, roda itu bundar.  Tetapi adalah sangat lemah pendidikan jika murid tidak pernah mengerti mengapa roda itu bundar.  Dari tiga hasil: lupa, ingat, dan mengerti, Konghucu mengingatkan bahwa mengerti adalah jauh lebih superior.

            Benjamin Bloom setuju dengan pemikiran dari Konghucu ini ketika dia meletakkan level mengerti di atas mengingat.  Bloom bahkan meletakkan mengingat pada level paling bawah di dalam taxonomy of learning dia.  Pembelajaran paling rendah levelnya adalah kemampuan mengingat sesuatu.  Level berikutnya adalah mengerti.  Dan masih ada empat level selanjutnya setelah mengerti.  Maka adalah sangat ironis jika pendidikan nasional hanya berhenti pada level mengingat.  Gap antara mengingat dengan mengerti itu terlampau besarnya.  Ingatan tidak pernah akan menjadi pengertian tanpa ada katalisator metode belajar mengajar yang lain yang digunakan.  Selama metode yang dipakai hanyalah instruksi dan menghafal, maka selamanya ingatan hanya berhenti menjadi ingatan tanpa pernah ditransformasi menjadi pengertian.  Tetapi heran sekali bahwa masyarakat kita sangat meninggikan kemampuan mengingat.  Dulu ada acara TV yang namanya cerdas cermat.  Cerdas cermat memberi penekanan yang sangat besar kepada mengingat dan menghafal.  Model ujian pun menggunakan model yang hanya mengetes ingatan dan otomatis kemampuan menghafal.  Di kalangan sekolah muncul istilah SKS yaitu bukan satuan kredit semester, tetapi sistem kebut semalam.  SKS hanya mungkin dilakukan dengan satu metode yaitu menghafal.  Tidak ada metode lain yang bisa dipakai untuk kebutuhan SKS.  Di dunia ini sangat jarang ditemukan orang yang memiliki photographic memory.  Yaitu suatu kemampuan mengingat yang seperti memfoto hanya dengan melihat atau mendengar.  Secara umum manusia tidak memiliki photographic memory.  Lagipula, ingatan manusia ada dua level.  Yang pertama adalah short-term memory dan yang kedua adalah long-term memory.  Yang paling banyak terjadi adalah short-term memory.  Untuk short-term memory menjadi long-term dibutuhkan sesuatu yang sifatnya sangat menarik atau dramatis.  Sehingga long-term memory sangatlah selektif.  Itu sebab tidak bisa menggunakan metode menghafal yang dilakukan seminggu sebelum ujian.  Yang mungkin hanyalah SKS, sebab dengan demikian kapasitas short-term memory dapat mengatasi kebutuhan ujian.  Konsekuensinya adalah, selesai ujian ingatan itu tidak akan bertahan lama.  Ingatan itu akan hilang dengan cepat.  Otomatis apa yang dikatakan belajar itu sebetulnya hanyalah belajar untuk menjawab soal ujian, dan bukan belajar untuk mengerti.
           
            Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pembelajaran seperti ini tentunya tidak akan mencapai gol pendidikan yang seharusnya.  Jika mengingat adalah level pembelajaran paling bawah, kombinasi SKS dan sistem ujian yang lazim dipakai di sekolah-sekolah di Indonesia dan bahkan pada level ujian nasional, adalah berada pada level mengingat paling bawah, sebab hanya mampu menstimulasi short-term memory saja yang dalam waktu singkat akan lupa.  Sistem ini adalah yang paling bawah dari yang paling bawah.  Lantas bagaimanakah sekolah dapat menjadi alat untuk berkontribusi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa?  Jawabannya: tidak mungkin dapat berkontribusi positif selama masih menggunakan penekanan hafalan.  Yang terjadi justru adalah kontribusi negatif.  Khususnya ketika para murid merasakan belajar menjadi beban yang ujung-ujungnya sia-sia, yaitu tidak ada yang diingat setelah selesai ujian.  Belum lagi jika ditemukan bahwa semua usaha keras belajar, yang disertai dengan tangisan, pengorbanan, pertengkaran, dan lain sebagainya, ternyata sama sekali tidak ada gunanya di dunia riil.  Ditambah lagi dengan usaha potong kompas manusia melalui jalan alternatif yaitu menyontek.

Ada dua film yang mengetengahkan kritik akan upaya pembelajaran yang hanya menekankan kepada mengingat dan menghafal.  Yang pertama adalah Dead Poets Society dan yang kedua adalah The Emperor’s Club.  The Emperor’s Club secara khusus menyajikan suatu pertandingan yang memuliakan ingatan di atas segalanya.  Diceritakan tentang suatu pertandingan ulang cerdas cermat oleh alumni sekolah.  Salah satu peserta – Sedgewick Bell, yang adalah orang yang sangat sukses di bisnisnya, memukau banyak penonton karena performanya yang memukau.  Tetapi akhirnya ditemukan bahwa Bell menggunakan alat canggih untuk mendapatkan jawaban yang diberikan oleh asisten dia.  Walaupun pada akhirnya ditemukan bahwa dia menyontek, dia mampu mencapai final.  Ini adalah kritik kepada pendidikan tradisional yang tidak membawa orang pada gol pendidikan yang seharusnya.  Sedangkan Dead Poets Society langsung memberikan tantangan kepada metode tradisional melalui guru literatur yang bernama John Keating.  Keating membawa murid-murid kepada alam partisipasi dan pengalaman, yaitu alam pendidikan progresif seperti yang dikemukakan oleh Dewey.  Keating berhasil menginspirasi para murid untuk menjadi pemikir yang tajam, sangat berlawanan dengan metode tradisional instruksi dan menghafal yang membosankan dan mematikan motivasi belajar para murid.

Konghucu mengarahkan kepada pengertian.  Bagi dirinya, pengertian melampaui ingatan.  Ketika Konghucu belajar, dia tidak berhenti kepada ingatan, tetapi dia berupaya mencapai pengertian.  Bagi Konghucu, pengertian tidak bisa dicapai hanya dengan mendengarkan instruksi atau melihat contoh.  Pengertian hanya mungkin dicapai ketika pembelajar mempraktekan apa yang sedang dipelajarinya.  Keterlibatan pembelajar menjadi krusial sekali di dalam proses pemahaman.  Dewey menyuarakan hal yang sama di dalam konsep pembelajaran melalui pengalaman.  Murid perlu memiliki pengalaman atas hal-hal yang dipelajarinya.  Misal, untuk mengerti mengenai perubahan unsur kimia yang kita kenal sebagai H2O tidaklah cukup jika murid hanya mendengar instruksi atau melihat contoh.  Murid perlu mengalami sendiri bagaimana H2O menjadi es dan volumenya membesar ketika berada di titik beku 0°C dan menguap menjadi uap ketika berada di tidik didih 100°C.  Pengalaman seperti ini sangatlah berharga di dalam proses pengertian para murid.

Ketika perspektif pedagogi ini dirubah menjadi bertujuan kepada pengertian, maka seluruh dinamika proses belajar mengajar akan berubah pula secara dramatis.  Dengan keterlibatan aktif murid, otomatis proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.  Belajar tidak lagi menjadi beban berat yang ujungnya sia-sia.  Belajar menjadi manis sebab murid boleh mengerti.  Secara alamiah pengertian memberikan efek sukacita dalam hati orang yang mengerti.  Secara alamiah pula ketika seseorang melakukan apa yang dipelajarinya ada suatu kegembiraan di dalam hati.  Ada penemuan akan hal-hal yang tidak dipahami sebelumnya.  Proses menemukan dimana ada unsur kejutan merupakan daya tarik alamiah di dalam kita belajar.  Ini adalah rahasia surga dan bumi.  Karena itu perlu dipertimbangkan dengan seksama pemilihan model pedagogi, sistem pembelajaran, penilaian, ujian, serta kurikulum secara keseluruhan, supaya boleh mencapai level yang lebih tinggi dari hanya sekedar mengingat.  Di dalam wilayah pendidikan formal saat ini khususnya yang didominasi oleh proses menghafal perlu dirubah menjadi proses yang didominasi oleh melakukan dan mengalami.  Jika perubahan sudah terjadi maka arah pembelajaran di sekolah boleh menuju kepada pengertian, level yang lebih tinggi dari mengingat.  Rahasia ini sudah dikenali di dunia barat sejak sekitar 100 tahun lalu.  Dan mereka sudah mereformasi pola pendidikan formal mereka sejak 50 tahun yang lalu.  Jika Indonesia hendak bersaing dengan negara-negara lain, khususnya negara-negara maju, perlu sekali terjadi reformasi pendidikan di Indonesia yang merombak sistem menuju kepada pedagogi yang mengakomodasi pengertian.

1 comment:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    ReplyDelete